Sungai yang Bercahaya
Dean mulai sadar. Hamaparan
tanah luas yang berbalut dengan daun-daun yang kering kecolkatan terpampang di
hadapannya. Pohon-pohon yang menjulang tinggi, menutupi sinar matahari yang
ingin menembus ke dalam. Dia sadar, dia ingat, ini mirip sekali seperti apa
yang ada di dalam mimpinya. Hutan ini bergitu luas, dan tak ada siapa pun disekelilingnya.
Dean berpikir kalau mungkin para penduduk disini sedang sibuk atau apa lah.
Kakinya mulai melangkah dalam keheningan yang dibuyarkan oleh teriakan
burung-burung dan kepakan sayap mereka ketika melompat terbang dari
cabang-cabang pohon. Langkah kakinya mulai ringan tanpa ada ketegangan.
Menyusuri jalan yang tanpa tujuan membuatnya sedikit pusing. Dean berharap agar
dia bisa menemukan air di dekat sini, karena terlalu haus atas keterkejutannya
akan dua buah batu besar dan hutan misterius ini.
Setelah beberapa kilo berjalan
dari tempat dia datang, dalam keremangan karena sinar matahari yang dihalangi
oleh dedaunan, terlihat sungai kecil yang mengalir dan bersinar seperti ada
senter besar yang diletakkan di dalamnya. Kakinya yang hanya memakai sepatu
tanpa kaoskaki, mengayun dengan cepat tanpa lelah setelah perjalanan berkilo
kilo. Matahari seperti sedang melambaikan tangannya dan berkata ‘Selamat Tinggal’.
Wajahnya yang berkeringat mengalir membasahi debu yang menempel dipelipisnya
sehingga membentuk garis garis. Setelah berlari dalam keinginan ingin meminum
seteguk air, dan akhirnya dia sekarang berada didepan kolam yang bercahaya. Ekspresi
wajahnya yang besinar terpantul oleh cahaya dari kolam terlihat shock ketika memandangi sebuah sungai
yang mengalir liri, menghasilkan bunyi gemericik. Mulutnya menganga dan matanya
melebar selebar-lebarnya. Tumbuhan-tumbuhan dan juga batu karang yang hidup di
dalam air sungai seperti di beri micro-lamp di dalamnya sehingga terlihat
bercahaya. Dean sangat terkejut dan juga bahagia ketika melihat tanaman-tanaman
yang mungkin takkan bisa ditemui didunianya. Dia tahu jenis tanaman ini tat
kala dia membaca sebuah buku tentang Bioluminesensi.
Melihat pemandangan yang tak biasa ini, dia hampir lupa akan tujuannya kemari,
namun dia sadar dan segera mengambil sehelai daun dan membuatnya mencadi
kerucut. Di gayuhnya air yang bagai kristal terkena cahaya dari tumbuhan air,
dan diminumnya dalam satu tegukan. “Huuhh..”, Dean mengendus mengeluarkan udara
melalui hidung serta mulutnya. Setelah puas meneguk beberapa gayuhan air, dia
berbalik dan terlihat muka yang sama ketika melihat sungai. “Wow!”, serunya
sambil sedikit tertawa kecil. Betapa terkejutnya dia ketika melihat semua yang
ada disini memancarkan cahaya. Rumput yang diinjaknya, dedaunan yang
melambai-lambai dan juga lumut-lumut yang senantiasa menempel pada kulit pohon.
Betapa indahnya dunia ini.
0 comments:
Post a Comment